Hari : Senin

Tanggal : 31 Agustus 2020
Waktu : 07:00 - 09.45 WIB
Mapel : Dasar Listrik dan Elektronika
Materi : 
               

Guru :
Karno Setyo Budi, S.Pd, MM, M.Pd
Yulian Wardi, ST, MM
Yohan Rukmana Putra Marjanto, ST

Jenis-Jenis Kapasitor dan Cara Menghitung Kapasitor

Jenis Kapasitor dan Cara Menghitungnya - Kapasitor merupakan suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Berbeda dengan batere atau akumulator, kapasitor menyimpan dan melepaskan muatan tanpa terjadi perubahan kimia dalam kapastor tersebut. Komponen kapasitor dibangun dari 2 buah plat yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.

Seperti halnya resistor, kapasitor merupakan komponen yang umum digunakan. Hampir semua rangkaian elektronika pasti mengunakan kapasitor dalam rangkaiannya. Simbol dari kapasitor adalah sebagai berikut.


Satuan Kapasitor


Satuan kapasitansi sebuah kapasitor adalah Farad, Namun karena Farad termasuk satuan yang besar untuk sebuah Kapasitor yang umum dipakai oleh Peralatan Elektronik. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Farad menjadi pilihan utama produsen dalam memproduksi sebuah Kapasitor agar dapat digunakan oleh peralatan Elektronika. Satuan-satuan tersebut diantaranya adalah : Micro Farad (µF), Nano Farad (nF) dan Piko Farad (pF ).

Berikut ini adalah ukuran turunan Farad yang umum digunakan dalam menentukan Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor :


Jenis-Jenis Kapasitor dan cara Menghitung nilai Kapasitasnya


Berdasarkan jenis, bahan yang digunakan dan cara kerja kapasitor, maka komponen kapasitor ini terbagi menjadi bermacam-macam tipe dan jenisnya.

A. Kapasitor Tetap


Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas yang tetap atau tidak bisa dirubah lagi. Kapasitor jenis ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis bahan yang digunakan sebagai lapisan di antara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum.

Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester. Sehingga berdasarkan jenis dilelektrikum tersebut maka nama atau jenis kapasitornya pun di sesuaikan dengan bahan yang digunakan sebagai dielektrikumnya, yaitu sebagai berikut.
  • kapasitor keramik.
  • kapasitor mika.
  • kapasitor mylar atau kapasitor polyester.
  • kapasitor kertas.
  • kapasitor elektrolit atau sering di sebut elco.

 

1. Kapasitor Keramik

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis tetapi ada juga yang berbentuk persegi empat. Kapasitor ini tidak memikili kutub atau polaritas, sehinigga pemasangannya boleh dibolak-balik. Untuk penggunaan peralatan yang yang dirancang kecil seperti laptop, smartphone dan sebagainya, koponen kapasitor ini dikemas menjadi bentuk yang sangat kecil.
Jenis Jenis Kapasitor dan Cara Mengitungnya
membaca nilai kapasitor
Untuk cara membaca nilai kapasitor ini, anda bisa melihat dari kode angka yang dicetak pada badan kapasitor tersebut. 
misalnya kode pada badan kapasitor adalah 104 maka cara membacanya adalah sebagai berikut

104 = tulis angka "10" kemudian tambah nol-nya sebanyak "4" sehingga menghasilkan 100000 atau 100.000 pF atau 100 nF atau 0,1 uF atau contoh lainnya
103 = 10000 pF =10 nF


222= 2200 pF = 2,2 nF = 2n2

Untuk cara penghitungan kapasitor berdasarkan kodenya secara lengkap bisa dicek pada postingan berikut:



2. Kapasitor Mika

Kapasitor mika
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Seperti halnya kapasitor keramik, kapasitor mika juga dapat dipasang secara bolak balik karena tidak memiliki kutub positif dan negatif.

3. Kapasitor Kertas





Kapasitor kertas
Kapasitor ini isolatornya terbuat dari kertas, umumnya nilai pada kapasitor ini kisaran 300pF sampai 4µF. Sama dengan Kapasitor Polyester, kapasitor kertas tidak memiliki polaritas arah jadi bisa dipasang bolak-balik pada rangkaian elektronika Kapasitor kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Kapastior kertas biasanya digunakan pada rangkaian radio

4. Kapasitor Polyester





Kapasitor polyester
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah). Kapasitor ini disebut juga dengan nama kapasitor mylar
Untuk perhitungan atau cara membaca nilai pada kapasitor jenis ini caranya sama dengan membaca nilai pada kapasitor keramik.

 

4. Kapasitor Tantalum


Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum adalah kapasitor jenis bipolar yaitu memiliki Polaritas Positif dan Negatif. Disebut dengan kapasitor Tantalum karena kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya.

Kapasitor Tantalum juga memiliki kapasitansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.
Jenis kapasitor tantalum

Kapasitor tantalum terbagi menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut.

  • Kapasitor  tantalum elektrolitik foil
  • Kapasitor tantalum dengan anoda berpori dan cairan elektrolit
  • Tantalum kapasitor dengan anoda berpori dan elektrolit padat
Bentuk yang paling umum dari kapasitor tantalum yang digunakan saat ini adalah kapasitor tantalum padat. Mereka menawarkan paket ukuran cukup kecil dan dikemas dalam epoxy untuk mencegah kerusakan. Pengkodean kapasitor biasanya ditulis langsung pada badan kapasitor. Karena kapasitor ini memiliki polaritas, maka perlu hati-hati dalam pemasangannya jangan sampai terbalik.

5. Kapasitor Elektrolit


Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit  dan berbentuk Tabung. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi  yang tinggi.

Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas  Positif  dan Negatif  ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Untuk membaca nilai dari kapasitor ini bisa dilihat di badan Kapasitor Elektrolit tersebut.



Membaca nilai Elco

Pada badan kapasitor electrolit atau ELCO tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Untuk mebedakan kaki positif dan negatif pada kapasitor ini selain dengan melihat tanda negatif pada badan-nya, kita juga bisa mebedakannya dengan cara melihat panjang kaki kapasitor tersebut, Untuk kaki yang positif biasanya lebih panjang. Namun tentunya cara ini berlaku untuk kapasitor yang masih baru yang kakinya belum pernah dipotong.

Karena mempunyai titik polarisasi yang berbeda, maka pada saat pemasangannya perlu berhati-hati karena jika terbalik biasanya akan meledak dan kapasitor akan rusak total. Selain itu juga kit aharus memperhatikan rentang tegangan yang bekerja pada rangkaian, jangan sampai tegangan pada rangakaian lebih besar dari pada tegangan yang tertera pada badan kapasitor. Karena jika itu terjadi makan pada saat digunakan biasaya kapasitor akan meledak dan terbakar.

Menghitung nilai kapasitas kapasitor Elco


Untuk menghitung nilai kapasitas pada kapasitor elco sangatlah mudah yaitu dengan melihat kode yang ada pada body elco tersebut. Di situ akan terlihat besar kapasitas Elco, Rentang tegangan yang diperbolehkan untuk elco tersebut serta suhu maksimal yang diperbolehkan untuk elco tersebut.

Contoh: Lihat pada gambar di bawah ini.


Pada Elco yang ada pada gambar di atas dapat kita ambil nilainya sebagai berikut.

Kapasitas elco: 100 uF
Rentang tegangan: 400 Volt
Suhu  : 85°C

Dengan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa elco tersebut memiliki nilai kapasitas sebesar 100 uF, Elco tersebut dapat beroprasi pada rangkaian dengan tegangan maksimal sebesar 400 Volt dan Elco tersebut dapat bertahan pada suhu maksimal sebesar 85°C.

B. Kapasitor Variabel


Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu : varco dan trimmer

1.Varco


Varco
Varco merupakan kepanjangan dari Variable condensator. Varco adalah sebuah capasitor yang nilainya dapat diubah-ubah dengan memutar atau mengatur rotornya. Komponan Varco ini banyak digunakan pada pesawat radio, baik pemancar radio maupun penerimanya. Varco mempunyai dua bagian utama yakni Rotor dan stator. Biasanya varco memiliki nilai satuan pikoFarad (pF) sekitar 100pF hingga 500pF,

2. Trimmer


Trimer Kapasitor
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang bisa dikatakan satu jenis dengan Varco.Namun dari segi fisik komponen ini memiliki bentuk lebih kecil sehingga ketika ingin merubah nilainya, kita harus menggunakan obeng kecil untuk mermutar porosnya. Perbedaan yang mencolok antara varco dan trimmer bisa  diketahui dari pemakaian komponen elektronika ini.

Apabila varco untuk mencari gelombang siaran radio sedangkan kondensator trimmer biasanya digunakan untuk mengetrim rangkaian elektronika frekuensi tinggi. Trimmer ini terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika. Adapun fungsi utama dari kondensator trimmer adalah sebagai tuning atau trimming pada rangkaian elektronika yang berfrekuensi tinggi. contohnya  pada rangkaian pemancar F

Cara menghitung nilai Kapasitansi Kapasitor Non Polar


Untuk jenis kapasitor Non Polar seperti Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya. Seperti 103J, 203M, 373K dan lain sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang sebenarnya.

Contoh:

Misalnya sebuah kapasitor keramik mempunyai kode 103J yang tertulis pada badannya. Maka cara mengitung nilai kapasitasnya adalah sebagai berikut.
Kode : 103J

Maka untuk menghitungnya kita tulis angka pertama dan kedua setelah itu tambah nol sebanyak angka yang ketiga.  dengan begitu kita memperoleh nila sebagai berikut.
1 + 0 + 000 =10000 pF atau 10 nF atau 0.01 uF

Atau  penghitungannya seperti ini.

Nilai Kapasitor = 10 x 103
Nilai Kapasitor = 10 x 1000
Nilai Kapasitor = 10.000pF atau 10nF atau 0,01µF

Huruf yang berada dibelakang angkaatau kode menandakan toleransi dari nilai kpasitor tersebut, Berikut adalah daftar Nilai Toleransinya :


Misalnya :
  • 203J =  20,000pF ± 5%  jadi nilainya berkisar antara 19,000 pF ~21,000 pF
  • 473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF.
Jika di badan badan Kapasitor hanya bertuliskan 2 angka, Contohnya 47J maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

Kode : 47J
Nilai Kapasitor = 47 x 100
Nilai Kapasitor = 47 x 1
Nilai Kapasitor = 47pF

Jadi Nilai Kapasitor yang berkode 47J adalah 47 pF ±5% yaitu berkisar antara 44,65pF ~ 49,35pF

Jika di badan Kapasitor tertera 222K maka nilai Kapasitor tersebut adalah :

Kode : 222K
Nilai Kapasitor = 22 x 102
Nilai Kapasitor = 22 x 100
Nilai Kapasitor = 2200pF
Toleransinya adalah 5% :

Jadi Nilai Kapasitor dengan Kode 222K adalah berkisar antara 1.980 pF ~ 2.310 pF.

Untuk Kapasitor Chip (Chip Capacitor) yang terbuat dari Keramik, nilai Kapasitansinya tidak dicetak di badan Kapasitor Chip-nya, maka diperlukan Label Kotaknya untuk mengetahui nilainya atau diukur dengan Capacitance Meter (LCR Meter atau Multimeter yang dapat mengukur Kapasitor).

Kapasitor

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut. 

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.


Kapasitansi 

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = C . V

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t)

Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : µF, nF dan pF

1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
1 µF = 10-6 F
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F

Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).

Wujud dan Macam Kondensator   
Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi :
1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco)
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 100µF25v yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai kapasitansi 100 µF dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar 25 volt.

Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya.
Contoh :

Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya bisa diketahui berdasarkan warna seperti pada resistor.

Contoh :

Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Pada tabel 2.3 diperlihatkan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf tertentu. Dengan tabel tersebut pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitansinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus diketahui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55 derajat celcius sampai +125 derajat celcius.

Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa karakteristik kapasitor selain kapasitansi juga tak kalah pentingnya yaitu tegangan kerja dan temperatur kerja. Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Misalnya kapasitor 10uF25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC. Sedangkan temperatur kerja yaitu batasan temperatur dimana kapasitor masih bisa bekerja dengan optimal. Misalnya jika pada kapasitor tertulis X7R, maka kapasitor tersebut mempunyai suhu kerja yang direkomendasikan antara -55 derajat celcius sampai +125 derajat celcius. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat di dalam datasheet.

Rangkaian Kapasitor    
Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin kecil. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara seri


Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :

Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti semakin besar. Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.


Pada rangkaian kapasitor paralel berlaku rumus :


Fungsi Kapasitor
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS = Power Supply)
2. Sebagai filter dalam rangkaian PS
3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar

Tipe Kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical.
  • Kapasitor Electrostatic 
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa µF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya.

Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
  • Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.

Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.

Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.

Bahan electrolyte pada kapasitor tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
  • Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.
Soal

A. Rangkumlah materi di atas di buku bengkel
B. tuliskan nama siswa di kolom komentar sebagai absensi pelajaran hari ini

Berapakah nilai kapasitor di bawah ini
1. 233
2. 106
3. 323
4. 424
5. 523

Selamat mengerjakan



Komentar

Posting Komentar